Jumat, 16 Januari 2009

Masih di Cerita KU

hidup adalah proses, apapun hasilnya, semua hanya sebagi pelengkap saja...

lalu...


28 oktober 2008

dini hari, masih berkhayal tentang dirimu, telah kah berubah sekian waktu jauh dariku, mencoba mereka-reka rencana, apakan kita buat bila ada perjumpaan,
rindu aku ingin jumpa meski lewat nada, dan sampaikan kepada langit dan bintang sebentuk cinta yang ada kan tetap terjaga.
waktu terasa begitu lama, aku sudah tidak sabar untuk tau, kapan dia datang.
hampir 3 bulan aku tak dengar kabar apa pun, wajar kah kalu aku mulai cemas?
tak seperti orang pendekatan pada umumnya, karena dia memang tak bisa terus ada dekat denganku.
yah...mau gmn lagi?
selalu jawaban pasrah yang terdengar, bosan!!!

30 oktober 2008

terhitung mulai hari ini, beberapa waktu yang lalu seorang kawan mengatakan padaku akan ada cuti sekitar 7 hari untuk calon prajurit taruna (capratar) setelah pelantikan, akademi militer tempat pilihannya mengabdikan diri, mungkin telah rampung melaksanakan candradimuka, semacam kegiatan pendidikan basis militer yang dilakukan selama 3 bulan penuh sebelum mereka (para calon taruna) dilantik menjadi taruna tingkat pertama dengan pangkat kopral.
gelisah, itu yang aku rasakan, tiap jam, tiap menit, bahkan tiap detik aku selalu menunggu nya, aku sudah begitu rindu, kurang lebih 3 bulan aku tak dengar kabar apa pun, wajar kan kalau aku cemas?!
Sampai bingung dan cenderung putus asa...

waktunya sudah datang,
tapi kabarnya tak ikut,
entah terpisah dimana,
mungkin di tengah jalan,
kini aku tak yakin apa dia bisa datang seperti sang waktu,
dan kalau memang ia tak datang,
lalu untuk apa aku tetap berdiri angkuh disini??
mencoba menunggu pun tak kan berarti apa-apa,
tak kan bisa mengubah keadaan,
aku capek, aku bosan, dengan penantian yang tak tau dimana ujungnya,
apa yang harus aku lakukan Tuhan...??
tolong bantu aku temuakan jawaban,
karena ku sudah tak tahan,
BOSAN...


hm...aku pikir aku dapat dengan mudah melewati ini, tapi ternyata menunggu sangat melelahkan, apa lagi dengan kondisi yang serba tidakk jelas, semakin tak punya pondasi untuk berpijak dan tiang sebagai penyangga. yah... sudahlah, mau bagaimana lagi, ku putuskan memberi toleransi terhitung mulai hari ini. kita lihat apa yang akan terjadi.

1 november 2008

Masih juga belum ada kabar apa-apa. Dan aku masih terus menunggu, meski tak secemas dulu.

11 november 2008

Hm…
Kisahnya sudah lama aku anggap selesai, tapi kenangan dan pelajaran yang ditinggalkan masih saja tak mau pergi. Entah lah... sampai kapan aku ikhlas kan semua ini. Dia...yang sampai sekarang pun belum ku tau bagaimana kabarnya, sedang baik-baik saja atau malah sudah menjadi gila karena obsesinya???
Beberapa hari yang lalu aku melihat Yudha, teman satu kelasku dulu, yang juga telah kenalkan aku dengan nya (dia yang sudah tak bisa ku sebut namanya). Yudha juga Dhipta memang sedang menyempatkan diri untuk berkunjung ke kampus, mungkin melepas rindu dan sedikit memamerkan seragam kebesaran mereka pada teman-teman kampus. Begitu bahagia, tersenyum, tertawa dan bercanda, namun aku hanya dapat memperhatikannya dari jauh saja.
Seharusnya aku bisa tersenyum, tertawa, dan bercanda seperti mereka, tapi sayangnya memang tak kuasa. Senyum itu bagai sembilu menusuk ulu dan hatiku.
Kau tau kenapa?? Karena ku tak lihat dia dimana2, tak dengar suaranya di telinga dan tak tau bagaimana kabar beritanya, kecewa, hanya itu yang ku rasa.
Air mata ini ku tahan sekuat tenaga, lalu hujan turun, seakan mengerti jeritan hati dalam sepi. Ku coba sibuk demi melarikan diri, karena aku memang sudah tak tahan dengan semua ketidakjelasan ini. Sampai satu hari ku korek informasi dari Yudha tentang dia, dan aku sangat tak percaya mendengar cerita Yudha, kau tau?? Pendek kata, Ternyata ia tak masuk calon taruna, apa lagi jadi tentara. Sekali lagi aku kecewa, bukan karena ia tak jadi tentara, justru mengapa ia tak mau berbagi lara denganku sedikit saja, jadi selama ini aku dianggapnya apa?? Sebatas wanita penghibur atau hanya mainan tak berharga?? Yang bisa ia campakkan begitu saja ketika sudah tak lagi dirasa berguna?? Entah lah, sungguh aku tak habis pikir, apa yang ada dalam benaknya....

Kicau kenari bernada indah
Tampak riang sebelum siang
Sayang,
Aku dengar ia tak senang
Aku mengerti ia memanti
Aku tau ia selalu menunggu
Sebab,
Indah kicaunya belum dapat sembunyikan parau
Kerap berharap
Mendung dan gerimis berhenti
Sinar Sang Surya kembali
Kuatkan sayap yang mulai rapuh
Sembuhkan parau agar tak galau
Kenari malang
Tuhan bilang Sang Surya tak kan datang
Lalu apakah kau akan menyerah???
Jika dingin buat sayapmu patah???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;